Prestasi gemilang kembali diraih Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung (UBL). Pada kesempatan ini, FT UBL yang diwakili para dosen dan mahasiswa Arsitektur dan Teknik Sipil berhasil mencantumkan namanya di kategori 5 paper dosen dan 6 paper mahasiswa dalam International Conference and Workshop 2017 Asian Institute of Low Carbon Design di University of Kitakyushu, Japan.
Jurnal para dosen Arsitektur ini terdiri dari Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir, S.T., M.A., Haris Muwardi, S.T., M.T., Ilham Malik, S.T., M.T., Adni Juliansyah, S.T.,, M.T., Ardiansyah S.T., M.T., dan Sofia Islamiah Ishar, S.T., M.T., termasuk dosen Teknik Sipil, yakni Aditya Mahatidanar Hidayat S.T., M.T., sedangkan jurnal para mahasiswa Arsitektur ditulis Vicky Antoni, Ratih Puspa Irnatira, Dian Perdana, Sunan Alqo Wujud Muhlisin, Putra Sayoga dan Roosmini Sofiah Tasmin.
Menurut Fritz, presentasi jurnal dilakukan dalam international conference selama tiga hari dan workshop dalam dua minggu ini, para peserta jurnal karya internasional akan bertemu para peserta yang berasal dari Thailand, China, Vietnam, Malaysia, hingga Taiwan.
Dengan keberhasilan ini, Fritz yang juga Dekan Fakultas Teknik UBL ini beranggapan pencapaian besar ini menandakan sivitas akademika UBL dapat bersaing dilevel dunia. Untuk ditingkat dosen, berhasil melaksanakan kewajiban penelitian, dengan output nya publikasi berbentuk pertanggungjawaban input hasil penelitian dari international conference.
Dari sisi mahasiswa, menambah keilmuan, dan pengalaman, setelah mendalami atmosfer akademis internasional terutama knowledge sharing, sampai berani berdebat-berdiskusi ilmiah. Besar harapan, sivitas akademika UBL lain, terlecut semangat mengikuti berbagai pengetahuan, pengalaman dan praktek baru, secara multidisiplin ilmu melalui konfrensi, ditingkat nasional, maupun internasional.
“Intinya perlu upaya menembus persaingan ketat konfrensi, dengan mempersiapkan konten paper yang bisa dipertanggungjawabkan dengan baik dan memenuhi kriteria penulisan. Untuk itu, harus ada itikad dan motivasi tinggi. Termasuk mampu mencari channel promotor dan mendapatkan dana penelitian,” Tegasnya. (Rep. BMHK/Ed. AX)